Ternyata Hobi Makan Sushi Berisiko Terkena Penyakit Jantung

Halo Food Lovers

Sushi adalah makanan Jepang yang terdiri dari nasi yang dibentuk bersama lauk (neta) berupa makanan laut, daging, sayuran mentah atau sudah dimasak. Nasi sushi mempunyai rasa masam yang lembut karena dibumbui campuran cuka beras, garam, dan gula.



Menempelnya berbagai macam mikroba pada sushi adalah sulit untuk dihindari. Sushi yang dibeli untuk dibawa pulang di musim panas atau di negara beriklim tropis harus segera dimakan agar tidak menyebabkan sakit perut.


Di beberapa negara seperti Amerika Serikat, memegang-megang makanan dengan tangan telanjang dianggap tidak higienis. Pembuat sushi diharuskan memakai sarung tangan dari karet atau plastik. Sebaliknya, orang Jepang kehilangan selera bila melihat pembuat sushi sedang membuat sushi sambil mengenakan sarung tangan. Walaupun demikian, sushi di toko-toko swalayan di Jepang umumnya dibuat dengan memakai sarung tangan.

Kebanyakan orang percaya bahwa sushi merupakan makanan yang bergizi dan rendah kalori. Namun, sebuah studi terbaru menunjukkan, terlalu sering mengonsumsi makanan khas Jepang tersebut bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.

Dilansir dari laman Daily Mail, peneliti dari Universitas Rutgers, New York, menemukan, mengonsumsi sushi bisa meningkatkan bahaya dari paparan merkuri. Zat inilah yang meningkatkan risiko penyakit jantung.

Kandungan merkuri dalam sushi berasal dari ikan. Kandungan zat methylmercury ini bisa menyebabkan penyakit jantung, masalah otak dan perkembangan sistem saraf, serta penurunan kinerja kognitif.

Temuan yang dipublikasikan dalam Journal of Risk Research juga mencatat bahwa methylmercury dapat menangkal efek positif asam lemak omega-3 yang juga terkandung dalam ikan. Padahal omega-3 sangat bermanfaat untuk mengurangi kadar kolesterol, menurunkan risiko kanker, penyakit jantung, tekanan darah, stroke, dan kelahiran prematur.

Penelitian ini juga mengukur kadar merkuri dalam sampel sushi dari seluruh AS. Mereka menemukan sekitar 92 persen orang mengonsumsi rata-rata lima porsi ikan setiap bulannya. Dan, lebih dari 10 persennya terpapar merkuri yang lebih tinggi dari batas aman yang ditetapkan WHO.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkomentar. Komentar yang bersifat SPAM tidak akan di approve.